Kukang, Primata Imut yang Pemalu Namun Terancam Punah

Kukang
Sumber : BKSDA Jateng

Kukang, atau Nycticebus, mungkin terdengar misterius, tetapi ini adalah makhluk unik yang memiliki daya tarik tersendiri. Artikel ini akan mengungkap pesona dan keunikan Kukang dalam kehidupan malam.

Kukang menarik perhatian dengan ciri khas fisiknya yang unik. Dengan mata besar dan ekor yang panjang, mari kita jelajahi identitas visual Kukang yang memikat.

Apa itu Kukang?

Kukang adalah jenis mamalia marsupialia yang masuk ke dalam ordo Diprotodontia. Mereka memiliki kantong perut (marsupium) tempat anak-anaknya tumbuh setelah lahir dalam kondisi belum berkembang sempurna.

Kukang merupakan hewan arboreal, yaitu menghabiskan sebagian besar waktunya di pepohonan. Mereka memiliki tubuh kecil dengan ekor panjang dan memiliki kemampuan memanjat yang baik. Ukuran tubuh kukang dewasa sekitar 30-40 cm dengan berat badan 1-3 kg.

Bulunya berwarna abu-abu kemerahan hingga coklat. Wajahnya runcing dengan mata dan telinga yang besar. Kaki belakangnya lebih panjang daripada kaki depan untuk membantunya melompat dari pohon ke pohon. Jari-jarinya memiliki cakar yang tajam dan bisa digunakan untuk memanjat.

Kukang merupakan hewan nokturnal, artinya lebih aktif beraktivitas di malam hari. Mereka hidup di hutan hujan tropis yang memiliki pohon-pohon besar dan lebat. Kukang adalah salah satu hewan endemik yang hanya dapat ditemukan di wilayah Australia.

Jenis-jenis Kukang

Kukang merupakan hewan yang termasuk ke dalam ordo primata dan famili lorisidae. Di Indonesia sendiri terdapat beberapa jenis kukang, antara lain:

  • Kukang Jawa (Nycticebus javanicus): Jenis kukang yang paling umum ditemukan di pulau Jawa. Berukuran sedang dengan berat 0,5-1 kg dan panjang kepala dan badan 25-38 cm. Bulunya berwarna abu-abu kecoklatan.
  • Kukang Kalimantan (Nycticebus menagensis): Jenis kukang yang endemik di Kalimantan. Berukuran lebih kecil dibanding kukang jawa dengan berat 0,4-0,95 kg. Bulunya berwarna coklat muda keabu-abuan.
  • Kukang Malaya (Nycticebus coucang): Tersebar di Sumatera dan Semenanjung Malaya. Ukurannya hampir sama dengan kukang Kalimantan dengan bulu berwarna coklat kemerahan.
  • Kukang Sunda (Nycticebus coucang westerpreussi): Endemik di pulau Sumatera, khususnya di sekitar pegunungan Bukit Barisan. Berukuran sedang dengan bulu berwarna coklat tua.
  • Kukang Dwarf (Nycticebus pygmaeus): Merupakan jenis kukang terkecil yang ada di Indonesia dengan berat hanya 0,15-0,25 kg. Ditemukan di Sumatera bagian utara dan tengah.

Perbedaan antara jenis kukang terletak pada ukuran tubuh, warna bulu, serta persebaran geografisnya. Namun secara umum, kukang memiliki ciri tubuh mungil, mata besar, telinga kecil, ekor panjang, dan jari-jari tangan dan kaki yang sangat lentur untuk memegang ranting pohon.

Baca juga : Harga Busa Cikarang

Habitat Kukang

Kukang merupakan hewan asli hutan hujan tropis di wilayah Asia Tenggara, termasuk Indonesia. Namun, akibat kerusakan habitat akibat penebangan hutan dan perburuan liar, populasi kukang di alam liar menurun drastis.

Habitat asli kukang adalah hutan hujan primer dan hutan hujan sekunder tua di wilayah dataran rendah dan perbukitan. Kukang hidup di pepohonan tinggi dan rimbun serta bergantung pada kanopi hutan. Habitat ideal kukang memiliki kerapatan pohon yang tinggi, vegetasi yang kompleks, serta banyak liana dan epifit.

Namun, hutan alami tempat kukang hidup kini semakin langka. Habitat kukang saat ini tersebar di kawasan terfragmentasi dan sisa-sisa hutan di Sumatera, Jawa, Kalimantan, dan Sulawesi. Beberapa populasi kukang ditemukan di hutan rawa gambut, hutan pantai, hutan pegunungan, dan hutan tanaman industri seperti perkebunan kelapa sawit.

Meskipun adaptif, hilangnya habitat alami kukang membuat satwa ini kesulitan mencari makanan dan berlindung. Deforestasi untuk pertanian dan permukiman juga menyebabkan populasi kukang terisolasi. Dengan habitat yang makin sempit, kukang rentan terhadap ancaman kepunahan.

Perilaku Kukang

Kukang adalah hewan nokturnal, artinya mereka paling aktif di malam hari. Mereka menghabiskan siang hari tidur di dalam lubang pohon dan baru keluar mencari makan setelah matahari terbenam.

Makanan utama kukang adalah buah-buahan, nektar bunga, serangga, dan kadang-kadang telur burung. Mereka memanjat dengan lincah di antara pohon untuk mencari makanan. Kukang juga terkenal pintar dalam membuka buah yang dilindungi oleh kulit yang keras seperti kelapa, nangka, atau durian.

Kukang hidup berkelompok yang terdiri dari jantan dominan dan beberapa ekor betina serta anak-anak mereka. Mereka berkomunikasi satu sama lain dengan berbagai suara seperti siulan atau teriakan. Interaksi sosial sangat penting bagi kukang untuk mempertahankan ikatan kelompok. Mereka saling menggaruk bulu, bermain bersama, dan berbagi makanan.

Jantan dominan memiliki tanggung jawab menjaga wilayah dan melindungi anggota kelompoknya. Jika ada ancaman, dia akan memberi peringatan dengan berteriak keras. Kukang betina lebih banyak menghabiskan waktu untuk merawat dan mengasuh anak-anak.

Reproduksi Kukang

Kukang memiliki cara berkembang biak yang unik. Mereka berkembang biak dengan melahirkan satu anak saja setelah masa kehamilan yang panjang.

Kukang betina mencapai masa pubertas pada usia 3-5 tahun. Mereka memiliki siklus reproduksi sekitar 90 hari dan hanya subur selama 24-48 jam dalam satu siklus reproduksi.

Masa kehamilan kukang sangat panjang, bisa mencapai 6-7 bulan. Setelah melahirkan, induk kukang akan menyusui anaknya hingga 8-9 bulan.

Kukang betina hanya melahirkan satu anak dalam satu masa kehamilan. Jika anaknya mati, induk kukang akan berduka selama beberapa hari sebelum akhirnya mencari pasangan baru untuk kawin lagi.

Dengan masa kehamilan yang panjang dan hanya melahirkan satu anak, pertumbuhan populasi kukang relatif lambat. Hal ini menjadi salah satu faktor yang membuat spesies ini rentan punah.

Populasi Kukang

Kukang merupakan spesies yang langka dan terancam punah. Jumlah populasi kukang di alam liar diperkirakan hanya tersisa sekitar 5000 ekor. Penyebab menurunnya populasi kukang antara lain habitat yang semakin menyempit akibat deforestasi dan perburuan liar.

Kukang masuk dalam kategori hewan yang dilindungi dan termasuk dalam Appendix I CITES (Convention on International Trade in Endangered Species of Wild Fauna and Flora). Artinya, perdagangan satwa kukang lintas negara dilarang.

IUCN (International Union for Conservation of Nature) menempatkan kukang dalam status kritis. Populasinya turun drastis hingga lebih dari 80% dalam kurun waktu 3 generasi (sekitar 30 tahun). Ancaman utama yang menyebabkan penurunan populasi kukang adalah hilangnya habitat akibat penebangan hutan dan perburuan liar untuk diambil daging dan organ tubuhnya.

Upaya konservasi yang dilakukan antara lain penetapan kawasan konservasi khusus untuk melindungi kukang, rehabilitasi habitat, penangkaran, dan edukasi masyarakat tentang pentingnya menjaga kelestarian satwa liar khas Indonesia ini. Dengan upaya perlindungan yang konsisten dan terkoordinasi, diharapkan populasi kukang dapat bertahan dan terhindar dari kepunahan.

Ancaman terhadap Kukang

Kukang merupakan salah satu spesies yang terancam punah di dunia. Beberapa ancaman utama yang menyebabkan populasi kukang terus menurun antara lain:

  • Perburuan liar – Kukang menjadi target perburuan liar karena dianggap memiliki khasiat pengobatan tradisional. Daging, darah, tulang, dan organ tubuh kukang dipercaya bisa menyembuhkan berbagai penyakit. Perburuan liar inilah yang menjadi ancaman utama bagi keberlangsungan populasi kukang.
  • Hilangnya habitat – Hilangnya hutan tropis tempat kukang hidup juga berdampak besar. Penebangan liar, kebakaran hutan, dan konversi hutan menjadi lahan pertanian/perkebunan secara luas mengurangi habitat alami kukang.
  • Perdagangan ilegal – Perdagangan satwa liar ilegal ikut berperan dalam menurunkan populasi kukang. Bayi kukang kerap ditangkap untuk diperdagangkan sebagai hewan peliharaan eksotis.
  • Penyakit – Penyakit menular seperti virus Ebola diketahui pernah menginfeksi dan menewaskan populasi kukang di Afrika. Kukang rentan terhadap penyakit karena sistem kekebalan tubuhnya lemah.

Dengan berbagai ancaman yang ada, upaya perlindungan yang serius dan komprehensif diperlukan agar spesies unik ini tidak punah dari alam liar.

Perlindungan Kukang

Kukang merupakan satwa yang dilindungi berdasarkan Peraturan Pemerintah Nomor 7 Tahun 1999. Upaya perlindungan kukang dilakukan melalui konservasi habitat alaminya dan pemberantasan perdagangan ilegal satwa liar.

Beberapa upaya perlindungan kukang di Indonesia:

  • Mengembangkan kawasan konservasi kukang seperti Suaka Margasatwa Kukang Sulawesi di Sulawesi Utara dan Taman Nasional Gunung Palung di Kalimantan Barat. Di kawasan konservasi, habitat kukang dilindungi dari kerusakan dan satwa ini dapat berkembang biak dengan aman.
  • Melarang perburuan liar kukang. Pelanggaran dapat dikenai sanksi pidana berdasarkan UU No.5 Tahun 1990 tentang Konservasi Sumber Daya Alam Hayati dan Ekosistemnya.
  • Melakukan penyuluhan dan sosialisasi kepada masyarakat tentang pentingnya perlindungan satwa kukang. Masyarakat diajak turut berperan aktif dalam upaya konservasi kukang.
  • Meningkatkan patroli dan pengawasan di kawasan habitat kukang untuk mencegah perburuan liar dan perdagangan satwa ilegal. Kerjasama pengawasan melibatkan kepolisian, lembaga konservasi, dan masyarakat setempat.
  • Melakukan penelitian dan pendataan populasi kukang secara berkala agar diketahui status konservasinya. Hasil penelitian digunakan untuk mengevaluasi dan meningkatkan upaya perlindungan kukang.

Perlindungan kukang membutuhkan kesadaran dan komitmen bersama dari berbagai pihak. Dengan melindungi habitat alami dan populasi kukang, satwa unik ini dapat terus ada dan berkembang biak di alam liar.

Kukang dalam Budaya

Kukang memiliki tempat yang unik dalam budaya Indonesia. Beberapa cerita rakyat menampilkan kukang sebagai tokoh utama atau pendukung. Sebagai contoh, cerita rakyat dari Kalimantan yang berjudul Kukang dan Buaya. Cerita ini menceritakan kukang yang cerdik menipu buaya yang serakah.

Kukang juga muncul dalam beberapa kepercayaan masyarakat Indonesia. Salah satunya adalah kepercayaan Suku Dayak di Kalimantan. Mereka percaya bahwa arwah orang yang meninggal akan berwujud kukang. Karena itu, Suku Dayak melarang membunuh kukang.

Selain itu, beberapa masyarakat di Indonesia juga memanfaatkan kukang. Misalnya, Suku Punan di Kalimantan memanfaatkan kulit dan tulang kukang untuk membuat pakaian adat dan perhiasan. Adapula masyarakat di Jawa dan Bali yang menggunakan daging kukang untuk obat tradisional.

Kesimpulan

Kukang merupakan spesies primata endemik Indonesia yang sangat unik. Beberapa poin penting yang perlu diketahui tentang kukang:

  • Terdapat 2 jenis kukang di Indonesia, yaitu kukang kalimantan dan kukang jawa
  • Kukang hidup di hutan tropis dataran rendah, terutama di pohon-pohon besar dengan lubang
  • Kukang aktif di malam hari, bergerak lambat, dan makan daun, buah, serangga, dan madu
  • Berkembangbiak dengan melahirkan satu anak setiap 2-4 tahun
  • Populasi kukang terancam punah karena kerusakan habitat dan perburuan liar
  • Kukang dilindungi oleh UU dan termasuk spesies terancam punah IUCN
  • Kukang memiliki peran penting dalam mitologi dan kebudayaan di Indonesia

Secara keseluruhan, kukang adalah primata endemik Indonesia yang unik dan menarik. Perlu upaya konservasi yang komprehensif untuk melindungi spesies ini agar tidak punah.

 

Baca juga : Kura Kura Forsteni, Si Kuning Asal Sulawesi

 

You might like

Tinggalkan Balasan