Kura Kura Forsteni, Si Kuning Asal Sulawesi

Kura kura Forsteni
forsteni

Kura kura Forsteni atau kura kura baning kuning adalah hewan yang berasal dari Sulawesi, atau hewan endemik Sulawesi. Awalnya para peneliti mengira bahwa hewan adalah kerabatnya kura-kura India, Indotestudo travancorica.

Namun, melihat sebarannya yang cukup luas di Sulawesi, kura-kura ini bisa jadi merupakan jenis tersendiri. Akhirnya melalui studi oleh para peneliti, membuktikan bahwa Indotestudo forstenii merupakan jenis tersendiri dan merupakan hewan asli asal hutan Sulawesi. Dalam bahasa Inggris kura-kura ini dikenal sebagai Forsten’s Tortoise atau Sulawesi Tortoise.

Habitat

Habitat baning sulawesi adalah hutan musim campuran. Banyak orang temui di perbukitan Lembah Palu melalui ciri adanya dominasi tumbuhan centong duri. Hewan ini menyebar cukup luas mulai dari wilayah perbukitan Lembah Palu sampai sekitar Gorontalo.

Karena memang berasal dari Indonesia, kura-kura forsteni tak terlalu sulit untuk dirawat. Sama seperti kura-kura emys yang berasal dari Pulau Kalimantan serta Pulau Sumatera, kura-kura forsteni pada dasarnya sudah berhasil dalam menyesuaikan diri dengan kondisi iklim dan cuaca di Indonesia.

Makanan

Kura-kura ini memakan rumput, daun tanaman, buah-buahan, serta serangga kecil. Sama seperti spesies kura-kura darat yang lain, kura-kura forsteni juga suka mengonsumsi sayur-sayuran segar seperti caisim, fumak, dan siomak.

Buah-buahan seperti buah pepaya atau buah pisang yang telah matang juga sangat ia sukai. Buah-buahan ini sangat bagus bagi kura-kura ini karena mengandung banyak vitamin dan mineral.

Forsten's
Forsten’s

Ukuran

Kura-kura forsteni memiliki ukuran postur tubuh maksimal sekitar 18-25 cm. Biasanya kura-kura betina mempunyai postur yang lebih besar daripada pejantan. Kura-kura forsteni jantan mempunyai kepala yang panjang, bentuk pinggang yang sempit, dan postur yang memanjang.

Sedangkan postur kura-kura forsteni betina lebih gemuk dan berbentuk membulat. Warna karapasnya yaitu kuning kecokelatan hingga cokelat keemasan dengan kombinasi warna hitam.

Baca juga : Kura-Kura Darat Sulcata

Belum Di Lindungi

Dengan keadaan populasinya yang tidak seberapa, baning sulawesi masuk kategori mudah terancam punah. Terutama oleh ancaman eksploitasi yang berlebihan dan kehilangan habitat. Oleh sebab itu IUCN memasukkan baning sulawesi ke dalam status Endangered, dan CITES memasukkannya ke dalam Appendiks II.

Namun, hewan ini belum dilindungi oleh undang-undang RI, meskipun kerabat dekatnya, baning cokelat (Manouria emys) telah dilindungi. Faktanya memang terdapat begitu banyak kura-kura yang berasal dari Sulawesi ini.

Pemeliharaan

Forsteni merupakan kura-kura darat. Jadi kura-kura ini sepenuhnya tinggal di daratan. Jika anda ingin memelihara kura-kura ini anda perlu menyediakan kandang yang nyaman untuk kura-kura forsteni supaya dia merasa bahagia tinggal di dalamnya.

Sediakanlah kandang yang memiliki area daratan saja, tanpa adanya area perairan. Boleh menyediakan air tapi hanya sekedar untuk dia minum dan mebasahi kakinya.

Faktor kebersihan juga harus Anda perhatikan dengan baik. Kebersihan kandang maupun kebersihan kura-kura itu sendiri harus Anda jaga. Bersihkanlah kandang kura-kura ini setiap hari agar bebas dari kuman dan bakteri.

Dengan demikian, kura-kura Anda akan terhindar dari serangan penyakit. Kemudian Anda juga perlu memandikan kura-kura forsteni supaya tubuhnya tetap bersih, bebas dari kotoran, dan sedap dipandang.

 

Baca juga : Pabrik Busa Purwakarta

 

You might like

Tinggalkan Balasan